Jika Anda kebetulan berada di Tiongkok atau di antara komunitas Tionghoa di seluruh dunia pada bulan September atau Oktober, Anda akan melihat suasana khusus—kue bulan berwarna-warni di rak toko, lentera yang tergantung di jalanan, dan keluarga berkumpul bersama. Ini adalah Festival Pertengahan Musim Gugur, salah satu festival tradisional terpenting dalam budaya Tiongkok, sering disebut sebagai "Festival Bulan."
Berakar pada mitos Tiongkok kuno, festival ini terkait erat dengan kisah Chang’e, seorang wanita yang terbang ke bulan dan tinggal di sana sendirian. Selama ribuan tahun, orang-orang merayakannya untuk menghormati ikatan keluarga dan berharap untuk panen. Saat ini, makna intinya tetap sama: reuni. Tidak peduli seberapa jauh anggota keluarga dari rumah, mereka berusaha sebaik mungkin untuk kembali dan menghabiskan malam bersama orang yang dicintai.
Simbol paling ikonik dari festival ini adalah kue bulan dan bulan purnama. Kue bulan adalah kue bundar yang diisi dengan bahan-bahan manis seperti pasta kacang merah, pasta biji teratai, atau bahkan kuning telur asin (yang mewakili bulan purnama). Keluarga berbagi kue bulan sambil duduk di luar ruangan, mengagumi bulan yang cerah dan bundar—dipercaya menjadi yang paling penuh dan paling indah pada malam ini. Anak-anak juga suka membawa lentera berwarna-warni, seringkali berbentuk kelinci (teman Chang’e dalam mitos) atau bunga, menambah kegembiraan di malam hari.
Tahun ini, saat bulan kembali terbit, keluarga akan mengobrol, tertawa, dan menikmati kesenangan sederhana bersama. Bahkan jika Anda bukan orang Tionghoa, Anda dapat ikut bersenang-senang: cobalah sepotong kue bulan, lihatlah ke bulan, dan rasakan kehangatan kebersamaan. Lagipula, harapan akan kebahagiaan dan persatuan adalah sesuatu yang dapat dipahami semua orang.
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur!